Reaksi
kimia merupakan proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini selalu
disertai perubahan energi. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
kimia, sehingga membentuk radikal-radikal bebas disebut energi ikatan. Untuk
molekul kompleks, energi yang dibutuhkan untuk memecah molekul itu sehingga
membentuk atom-atom bebas disebut energi atomisasi.
Harga
energi atomisasi ini merupakan jumlah energi ikatan atom-atom dalam molekul
tersebut. Untuk molekul kovalen yang terdiri dari dua atom seperti H2,
02, N2 atau HI yang mempunyai satu ikatan maka energi
atomisasi sama dengan energi ikatan Energi atomisasi suatu senyawa dapat
ditentukan dengan cara pertolongan entalpi pembentukan senyawa tersebut.
Secara matematis hal tersebut dapat dijabarkan dengan persamaan :
DH
reaksi
|
=
S energi pemutusan
ikatan
|
-
S energi
pembentukan ikatan
|
|
=
S energi ikatan di
kiri
|
-
S energi ikatan di
kanan
|
Contoh:
Diketahui
:
energi
ikatan
C
- H = 414,5 kJ/Mol
C = C = 612,4 kJ/mol
C - C = 346,9 kJ/mol
H - H = 436,8 kJ/mol
Ditanya:
DH reaksi = C2H4(g)
+ H2(g) ® C2H6(g)
DH reaksi
|
=
Jumlah energi pemutusan ikatan - Jumlah energi pembentukan ikatan
|
|
=
(4(C-H) + (C=C) + (H-H)) - (6(C-H) + (C-C))
= ((C=C) + (H-H)) - (2(C-H) + (C-C))
= (612.4 + 436.8) - (2 x 414.5 + 346.9)
= - 126,7 kJ
|
Sistem Dispers Dan Sistem Koloid
SISTEM
DISPERS
A.
|
Dispersi
kasar
(suspensi)
|
:
partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm.
|
B.
|
Dispersi
koloid
|
:
partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm - 100 nm.
|
C.
|
Dispersi
molekuler
(larutan
sejati)
|
:
partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm.
|
Sistem
koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan
medium pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
JENIS
KOLOID
Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium
pendispersinya.
- koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.
- koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
- koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih.
Sifat-Sifat Koloid
Sifat-sifat
khas koloid meliputi :
a.
|
Efek
Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
|
b.
|
Gerak
Brown
Gerak
Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
|
|
|
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap
ion H+
|
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
permukaannya menyerap ion S2-
|
|
c.
|
Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap
partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan
dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya
menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena
permukaannya menyerap ion S2.
|
d.
|
Koagulasi
Koagulasi
adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk
koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran
koloid yang berbeda muatan.
|
e.
|
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid
ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium
pendispersinya cairan.
Koloid
Liofil:
|
sistem
koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
|
Koloid
Liofob:
|
sistem
koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.
|
|
|
Elektroferisis Dan Dialisis
|
ELEKTROFERESIS
Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan
ke salah satu elektroda.
Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid.
Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid
bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif
berarti koloid bermuatan positif.
Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu
industri dengan alat Cottrell.
DIALISIS
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang
menempel pada permukaannya.
Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel.
Pembuatan Koloid
|
A.
|
Cara Kondensasi
Cara
kondensasi termasuk cara kimia.
|
|
kondensasi
|
|
Prinsip :
|
Partikel
Molekular
|
-------------->
|
Partikel
Koloid
|
Reaksi
kimia untuk menghasilkan koloid meliputi :
1.
|
Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq) ®
3 S(s) + 2 H2O(l)
|
2.
|
Reaksi
Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ®
Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
|
3.
|
Reaksi
Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) ® As2S3(s)
+ 6 H2O(l)
|
4.
|
Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2,
BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang
encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) ®
AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
|
|
B.
|
Cara Dispersi
Prinsip :
|
Partikel Besar
|
---------------->
|
Partikel Koloid
|
Cara
dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
1.
|
Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian
dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.
|
2.
|
Cara Busur
Bredig
Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.
|
3.
|
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3
oleh AlCl3
|
|
|
|
|
0 Response to "Energi-Energi Dan Ikatan Kimia"
Posting Komentar