Pengunjung

Asal Usul Natal

Diposkan oleh Unknown On 10.41

Asal Usul Natal

Natal hampir tiba, banyak orang sangat disibukkan dengan persiapan natal, bahkan di salah satu kota di Indonesia suasa Natal sudah terasa semenjak akhir bulan November. Natal di penjuru dunia dipandang sebagai hari raya Kristen paling utama dan merupakan perayaan hari kelahiran Yesus Kristus. Kata Christmas (Natal) sendiri mungkin mulai digunakan sekitar abad 16.
Christmas berasal dari kata “Christ = Jesus Christ” dan “Mass = misa gereja katolik Roma” yaitu “The Mass of Christ” (Kebaktian Misa untuk Yesus Kristus). Kata “mass” sendiri dari “Christ – mass” mungkin berasal dari kebaktian “misa” yang artinya “you are dismissed (kamu dibebaskan)” yang dalam tulisan latinnya “missa eat”. Dari kata “missa” ini muncullah kata dalam bahasa Inggris “massa”.
Semua gereja Kristen, kecuali gereja Armenia, merayakan hari kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember. Tanggal ini tidak ditetapkan di dunia belahan Barat sampai pertengahan abad 4 dan di dunia belahan Timur seabad kemudian. Gereja Armenia tetap mengikuti tradisi Timur lama yang merayakan hari kelahiran Kristus pada tanggal 6 Januari, yaitu hari Epifani. Di Barat, Epifani merupakan hari untuk memperingati kunjungan orang Majus ke bayi Yesus, sedangkan di Timur untuk memperingati pembaptisan Kristus. Di Amerika Serikat sendiri, Natal yang dirayakan tanggal 6 Januari disebut sebagai Old Christmas atau Little Christmas.
Ternyata, alasan penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari Natal masih belum memuaskan karena banyaknya versi yang muncul, baik itu versi wacana Theophilus of Antioch sampai teori Clement dari Alexandria. Sebenarnya, tanggap 25 Desember merupakan perayaan orang-orang kafir yang terjadi di pertengahan musim dingin. Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati "lahirnya kembali sang surya".
Suku-suku Eropa Utara menyelenggarakan perayaan Yule tersebut untuk menyambut kelahiran sang surya sebagai pembawa cahaya dan kehangatan. Perayaan Roman Saturnalia - perayaan untuk Saturnus (dewa pertanian) dan perayaan untuk memperbaharui kekuatan matahari - juga terjadi pada saat yang sama. Bahkan, ada beberapa tradisi Natal yang berasal dari perayaan tersebut.
Menilik pentingnya perayaan tersebut yang telah terpatri di hati rakyat saat itu, para pemuka gereja dengan bijaksana mengambil keputusan untuk merayakan kelahiran Yesus - Cahaya Kebenaran - pada tanggal yang sama. Keputusan ini dilakukan agar ke-Kristen-an lebih berarti dalam hidup para kafir yang hendak menjadi penganut Kristen. Dan memang, Kristen mulai terasa pengaruhnya dan berkembang di dunia setelah runtuhnya kerajaan Romawi walaupun pada mulanya terasa alot.
Awalnya, orang-orang Kristen menentang pesta dan perayaan Natal yang meriah karena dianggap sebagai usaha untuk mempertahankan budaya kafir, terutama Roman Saturnalia. Mereka menganggap kelahiran Kristus sebagai peristiwa yang khidmad. Akan tetapi sejak pemulaan jugalah, orang Kristen sudah menganggap Natal sebagai hari kudus (holy day) dan hari libur (holiday).
Dilihat dari asal-usulnya, tak mengherankan bila Natal dirayakan secara khidmad dan kadang-kadang secara meriah; di beberapa tempat Natal tampak begitu hening dan kudus, di tempat lainnya terasa penuh dengan kegembiraan.
Perayaan Natal sendiri merupakan perkembangan/evolusi dari waktu ke waktu, dari perayaan setempat menjadi perayaan musiman, kemudian diadaptasi menjadi festival rakyat dan dikembangkan sebagai perayaan religius sampai menjadi perayaan nasional yang diperkaya dengan legenda dan tradisi lainnya. Karena hubungannya dengan perayaan musim dingin dan kelahiran bayi Yesus, Natal memberikan sumbangsih yang besar kepada dunia, yaitu pengenalan sistem waktu yang baru, tahun Masehi (anno Domini).
Sampai sekarang, setiap menjelang bulan Desember, Natal sudah mulai bergema di mana-mana. Toko-toko sudah mulai mendekorasi interiornya dengan pernik-pernik Natal. Orang- orang sudah mulai berbelanja keperluan Natal. Kartu "Selamat Natal", warna hijau dan merah, krans Natal, pohon Natal, topi dan sepatu Santa Claus dan benda-benda Natal lainnya tampak di sana-sini menandakan bahwa hari Natal hampir tiba. Tradisi Joy to the World ini memang menandai semangat Natal di hampir seluruh penjuru dunia.
Bagaimana dengan Sinterklas? Sebuah cerita tentang kebaikan dan pelayanan Santa Nicholas pada jaman dulu, yang selalu identik dengan jenggot, baju merah dan putih yang selalu membawa kado untuk anak-anak, dan sinterklas ini telah berubah menjadi sebuah maskot natal di seluruh dunia.
Yang menjadi masalah pada perayaan Natal adalah motivasi yang terkandung dalam Natal tersebut, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka melupakan apa arti Natal sesungguhnya, tak lain hanya berkumpul dengan keluarga, tuka-menukar kado, dan sinterklas, bahkan di beberapa Negara peranan sinterklas sangat penting dalam perayaan Natal.
Memang lucu bagaimana film-film Amerika berusaha meyakinkan bahwa Santa Claus itu ada. Dan Hollywood mengatakan bahwa kita adalah orang aneh sendiri bila tidak percaya bahwa Santa Claus itu ada. Membuat berjuta-juta anak didunia dipenuhi pertanyaan, adakah Santa Claus? Yang selalu memberi kado pada anaka-anak yang baik dengan melewati cerobong asap?
Tapi satu fakta yang anak-anak masih polos ini lihat, bahwa Santa Claus hanya untuk orang yang berpunya (karena hanya ekonomi menengah keatas dapat membelikan hadiah anaknya), sehingga sayangnya anak-anak dari ekonomi menengah kebawah ini mulai melihat sebuah ketidak-adilan. Sang maskot ini diprotes, oleh banyak kristen radikal untuk segera dihapuskan. Karena telah mengalihkan banyak orang kristen, terutama anak-anak dari kelahiran Kristus itu sendiri.

Ada sebuah berita yang sempat menghebohkan Negara Amerika tentang Santa Claus ini. Film "The Santa Claus" buatan Walt Disney, menampilkan nomor telpon hotline untuk menghubungi Santa Claus. Maka setelah menonton film itu ramai-ramai anak-anak Amrik mencoba nomor Hotline tersebut. Namun didunia nyata ternyata itu adalah nomor hotline cybersex (seperti Party Line), ada sambutan seorang wanita dengan suara menggairahkan; "Hii sexy.... choose your fantasy...". Pihak Walt Disney saat diminta pertanggung-jawaban oleh para orang tua anak-anak ini karena rusaknya mental, dan membengkaknya tagihan telpon, hanya berkata bahwa itu adalah sebuah kebetulan.
Disini dapat kita lihat bahwa iblispun sudah ikut ambil bagian dalam perayaan Natal ini, sang bapa penipu telah merusak apa arti Natal sesungguhnya. Marilah kita kembali kepada arti Natal yang sesungguhnya, yaitu ucapan syukur kepada Allah yang rela mengorbankan AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa manusia., yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Daftar Pustaka :
Encyclopedia Britannica. Vol 5. USA: William Benton (Publisher). 1960.
Encyclopedia Americana. Vol 6. New York: Americana Corporation. 1969.
Khiem Yang, Liem. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 11. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1990.

©Hx'02
[http://www.bethany-media.org/wsn/pubs/asal_natal.php]

0 Response to "Asal Usul Natal"

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code