Pengunjung

BUKAN CUMA SALAH REMAJA

Diposkan oleh Unknown On 18.09

BUKAN CUMA SALAH REMAJA


Allah memang suka pada orang yang bertobat. Tapi apa perlu kita nunggu remaja bertobat? Bukannya lebih baik mencegah kenakalan daripada nunggu tobatnya mereka? Kenapa juga mereka jadi nakal?

Tiba-tiba seorang pembunuh yang sudah menghilangkan 99 nyawa orang merasa berdosa. Ia ingin bertobat. Kembali pada Allah. Maka dengan membawa kegelisahan hatinya ia mendatangi seorang pendeta. Di hadapan sang pendeta ia bertanya, ”Apakah ada jalan bagiku untuk bertobat?
”Tidak ada!” jawab sang pendeta. Si pembunuh kecewa. Ia pun menggenapkan korbannya menjadi seratus dengan membunuh sang pendeta. Tapi hatinya makin resah. Ia ingin kembali ke jalan yang Allah. Maka ia mendatangi seorang alim, bertanya adakah jalan untuk bertobat.
”Ya, ada. Siapakah yang bisa menghalangimu untuk bertobat?” jawab sang alim dengan bijak. ”Pergilah ke sebuah dusun karena di sana banyak orang yang menaati Allah, dan berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka. Janganlah engkau kembali ke negerimu karena di sana tempat para pendosa,” orang alim itu memberikan petunjuk.
Pergilah sang pembunuh ke arah yang ditunjuk orang alim itu. Namun di tengah perjalanan ajal menjemput. Malaikat rahmat dan malaikat siksa yang datang berebut ruhnya. Mereka pun bertengkar. Kemudian Allah mengutus seorang malaikatyang berwujud manusia.ia menyuruh kedua malaikat itu untuk mengukur jarak perjalanan sang pembunuh. Ternyata ia sejengkal lebih dekat pada dusun orang-orang yang saleh. Maka malaikat rahmat pun membawa ruhnya.
Guys, Allah itu Maha Pengampun, ia mengampuni siapa saja yang pernah berbuat salah. Sebesar apapun kesalahannya. Asalkan ia mau bertobat. Pastinya tobatnya yang dijalanin adalah taubat nasuha. Bertaubat dan berjanji nggak bakal lagi ngerjain perbuatan dosa itu. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda:
”Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat seorang hambaNya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba untanya yang hilang di tengah hutan.” (HR. Bukhari & Muslim).
Maka Allah Maha Pengampun, apa perlu kita berbuat dosa yang banyak lalu berbuat tobat? Gimana juga kalau umur kita nggak sampai. Nah, itulah sebabnya mencegah lebih baik daripada bertobat.


Kenapa Remaja Tersesat?

Ada asap, berarti ada api. Nggak mungkinlah remaja berbuat salah kalau nggak ada sebab. Eh, sebenarnya lebih penting buat kita untuk mencari tahu sebab-sebab kesalahan daripada menyelesaikan kesalahan. Dimana-mana, mencegah lebih baik daripada mengobati. Bertobat itu bagus en kudu, tapi mencegah perbuatan keji jauh lebih hebat.
Ada dua sebab kenapa banyak remaja berbuat yang nggak-nggak.
Pertama, NGGAK PAHAM. Kata ulama, ”Al ilmu nurun wal jahlu dzulmun (ilmu itu cahaya dan kebodohan itu adalah kegelapan)”. Nasehat ini bener banget. Banyak orang berbuat salah karena nggak paham bahwa itu terlarang. Pacaan, tawuran, ng-junkies, dll. adalah karena nggak paham bahwa yang namanya haram itu bikin susah hidup kita.
Solusinya cuma satu, gimana bikin remaja yang nggak paham jadi paham. Nah itu berarti butuh pendidikan agama yang memadai dan dakwah yang gencar. Sedihnya, di Indonesia yang 80 persen penduduknya beragama Islam, pendidikan Islam itu minim banget. Kelewat kurang. Udahlah Cuma 2 jam per minggu, monoton pula bah!
Untuk yang satu ini, remaja muslim berhak menuntut pemerintah untuk mengadakan pendidikan agama yang cukup. Pasalnya, mendapatkan pendidikan agama adalah hak dan kewajiban setiap muslim. Lha, kalau ternyata masih kurang itu berarti salah urus.
Supaya masalah kayak gini nggak berlarut-larut, para ulama dan cendekiawan muslim kudu berikhtiar ngerombak sistem pendidikan yang ada. Selain itu, remaja sendiri sekarang ini kudu pinter-pinter mencari tambahan ilmu agama. Biar nggak salah gaul.

Kedua, MEMANG BOLEH. Ini nggak salah ketik. Di negeri yang dasar negaranyya sekulerisme dan aturannya kapitalisme-liberalisme, berbuat apa saja memang boleh. Maklumlah Indonesia kan termasuk penganut aliran ideologi itu walaupun masih malu-malu. So, apapun yang dikerjakan remaja di tanah air ini emang boleh, en malah dilestarikan.
Kagak percaya? Tengok aja peredaran miras yang diatur oleh undang-undang, tapi pembelinya nggak dibatasi. Jadi nggak heran banyak remaja (yang kurang imannya) kepincut nyekek botol. Entah karena ikut-ikutan, doyan atupun pelarian. Soal pornografi dan pornoaksi juga beredar luas di sini. Sebuah penelitian menyebutkan kalau Indonesia memang menempati urutan kedua setelah Rusia sebagai surga pornografi.
Nakalnya bahkan jahatnya remaja emang bukan salah mereka sendiri. Lingkungan juga berpengaruh. Termasuk para decision maker alias petinggi-petinggi negara ini bakal diminta pertanggungjawabannya kelak. Malah, dibandingkan dengan remaja sendiri, peran orang tua dan negara jauh lebih penting. Remaja cuma jadi korban salah asuhan lingkungan dan peraturan.
Remaja nakal bukan cuma bikin rese sekarang, tapi juga di masa mendatang. Bayangin aja, kalau masih muda aja udah pinter nebak nomor togel gedenya bisa jadi pengusaha kasino. Kalau masih ijo udah mata keranjang, dewasanya bisa jadi kolor ijo. Kalau muda udah pinter ngibulin orang, gedenya bakal jadi politisi busuk. Repot banget.
Kalau umat Islam pengen remajanya jadi anak-anak yang manis, maka salehkanlah diri sendiri. Kenapa nggak bikin lingkungan yang islami. Full dengan aturan-aturan Islam dan dipimpin sama orang yang soleh, cinta Islam. Kalau cuma mengeluh sementara nggak ada usaha memperbaiki keadaan, itu namanya bunuh diri.
Semoga nggak banyak remaja yang berbuat seperti pembunuh 99 nyawa di atas. Bikin dosa yang banyak lalu tobat. Harapan kita semoga semua remaja sejak muda emang udah merintis jalan Islami menggapai ridlo illahi. Amin.

0 Response to "BUKAN CUMA SALAH REMAJA"

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code